Selamat Datang | Sugeng Rawuh | Wilujeng Sumping | Selamet Dheteng | Rahajeng Rauh | Salamaik Datang | Horas | Mejuah-Juah | Nakavamo | Slamate Iyoma | Slamate Illai | Pulih Rawuh | Maimo Lubat

Saturday, October 15, 2011

Cahaya Bintang Kadaluarsa


Kemaren (13 Oktober malam – 14 Oktober dini hari), di acara Bangbang Wetan di Balai Pemuda Surabaya yang kebetulan kali ini diletakkan (barang kale…^^) -diselenggarakan mungkin bahasa yang pas-, diselenggarakan di luar gedung, karena gedung Balai Pemuda terbakar beberapa minggu yang lalu, saya melihat bulan pas sedang bagus dengan ditemani satu cahaya bintang yang sangat terang memancar. Kayaknya sering ngelihat bintang seterang itu, tapi yang ini kok lebih terang, selidik punya selidik, ternyata konon itu adalah Planet Yupiter yang sedang berada dalam posisi oposisi dengan bulan (lengkapnya bisa di cek di sini). Tetapi, yang ingin saya bahas di sini bukanlah bintang malam kemaren = Yupiter, namun bintang-bintang laen yang mungkin sering kita lihat (baik Yu Piter, Yu Jah, Yu Ginten atau Yu-yu siapa lagi tetangga kita…^^).
Dulu, waktu saya kecil (curhat dikit…^^), saya punya kenangan manis dengan bintang dan kawan-kawannya di angkasa sana. Saya masih inget betul suasana ketika saya ga bisa tidur dan mbah saya (karena waktu kecil saya tinggal bersama simbah) menggendong sambil menggumamkan Lullaby yang sangat menentramkan sambil di halaman rumah memandang bulan, bintang dan kawan-kawannya di langit malam. Serius, mungkin waktu itu saya berumur 3- 4 tahun, tapi masih keinget betul sampai sekarang. Dan tahukah anda, jika cahaya bintang yang saya lihat sekarang mungkin adalah cahaya bintang yang sebenarnya saya lihat waktu saya kecil dulu? Atau mungkin 50 tahun lalu, atau 100, bahkan 1000 tahun lalu? Yang jelas, cahaya bintang yang kita lihat saat ini, adalah cahaya bintang yang kadaluarsa. Kenapa bisa begitu? Kira-kira beginilah ceritanya.
Tulisan ini saya rangkum dari beberapa sumber, yang intinya adalah sebagai berikut. Bintang kan banyak neh, berkelap-kelip, tapi ada yang Nampak terang, yaitu Matahari, karena sesungguhnya Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan bumi, jaraknya kurang lebih 150 juta kilometer. Jika ditempuh dengan pesawat ulang-alik (atau bahasa resminya Space Shuttle) yang punya kecepatan 28.000 km/ jam, maka kita baru sampai di Matahari kira-kira, ehmmmmmm…5357 koma sekian jam, atau kurang lebih 224 hari (kurang dari setahun, kalo ga meledak dan kehabisan bahan bakar ^^).
Bagaimana dengan cahaya Matahari yang kita lihat dan rasakan setiap hari, jika melihat jaraknya yang jauh, apakah cahaya itu merupakan siaran langsung atau siaran tunda?..sebagaimana kita tahu, kecepatan cahaya adalah kurang lebih 300.000 km/ detik yang dalam bahasa fisika disebut dengan celeritas (disingkat dengan ‘c’). Jadi 1c = 300.000 km/ detik (tepatnya 299.792,46). Jika jarak Matahari adalah 150 juta kilometer, maka untuk sampai ke bumi butuh waktu 150.000.000 km/ 300.000 km = 500 detik atau 8, 3 menit. Dengan demikian, cahaya matahari yang kita lihat jam 06.00 pagi, sebetulnya adalah cahaya yang muncul jam 05.51.
Seringnya, ketika berurusan dengan planet atau bintang, satuan yang dipakai bukanlah kilometer, tapi sekian tahun cahaya, kebayang kan kira-kira maksudnya? Karena jaraknya terlampau jauh (jadi capek ngetiknya…^^), maka biasanya ditulis bintang x berjarak sekian tahun cahaya. Bintang Proxima Centauri misalnya, memiliki jarak 4,2 tahun cahaya, yang jika dikonversikan dalam satuan kilometer menjadi, ehmmmmm kurang lebih 4,2 tahun = 1500 hari  (biar lebih mudah), 1500 hari = 36000 jam, 36000 jam = 2160000 menit, dan 2160000menit = 129600000 detik. Jika kecepatan cahaya = 300.000 km/ detik, maka jarak Proxima Centauri adalah 300.000 x 129600000 = 38880000000000 km (piro iki rek…@_@)… nah, daripada capek nulisnya, makanya biasanya ditulis 4,2 tahun cahaya, yang diterjemahkan, cahaya yang sampai ke mata kita adalah kurang lebih 4,2 tahun cahaya.
Itu baru Proxima Centauri yang konon paling dekat dengan lingkaran matahari. Nah bintang kan jumlahnya ga keitung (kata siapa??? ^^). Konon jumlah bintang adalah 70 000 000 000 000 000 000 000 di seluruh alam semesta, dan di Galaksi Bima Sakti sendiri berjumlah kurang lebih 300 milyar, yang berkelap-kelip saking jauhnya.
Jelas bukan, berarti cahaya bintang yang saya lihat saat ini, bisa jadi adalah cahaya bintang yang saya lihat waktu saya digendong simbah bertahun-tahun yang lalu. Bagaimana dengan kawan-kawan semua, coba lihat bintang sekarang, siapa tahu itu adalah bintang yang kita lihat waktu itu…^^


0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes